Landasan Teori
Asam
dan basa merupakan salah satu sifat zat (larutan maupun nonpelarut).Kita sering
menemukan rasa asam dan pahit dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, misalnya
buah-buahan, obat-obatan, sabun, produk makanan, pertanian dan industri. Saat
kita memakan buah-buahan misalnya jeruk, maka kita akan merasakan rasa asam
sehingga jeruk dikatakan asam. Sedangkan saat kita tidak sengaja meminum air
sabun ketika mandi, maka kita akan merasakan rasa pahit getir di lidah,
sehingga sabun dapat dikatakan basa. Asam dan basa memiliki peranan penting
dalam kehidupan kita. Proses pencernaan makanan dalam tubuh di dalam lambung
dibantu oleh adanya asam klorida.
Adapun
beberapa teori mengenai asam basa yaitu:
1) Teori
Asam Basa Arrhenius
Pada
tahun 1777, Lavoisier menyatakan bahwa oksigen adalah unsur utama dalam senyawa
asam. Pada tahun 1808, Humphry Davy menemukan fenomena lain yaitu HCl dalam air
dapat bersifat asam, tetapi tidakmengandung oksigen. Fakta ini mengajukan
Arrhenius teori Asam Basa, yaitu:
Menurut Arrhenius, Asam merupakan zat yang dapat
melepaskan ion H+ di dalam air sehingga konsentrasi ion H+
dalam air meningkat. Basa adalah zat yang dapat melepaskan ion OH-
dalam air sehingga konsentrasi ion
OH- dalam air meningkat.
|
Contoh senyawa
yang tergolong Asam Basa menurut teori Arrhenius adalah sebagai berikut:
a.
Asam
: HCl, HNO3, dan H2SO4. Senyawa ini jika
dilarutkan dalam air akan terurai membentuk ion H+ dan ion negatif
sisa asam.
b. Basa : NaOH, KOH, Ca(OH)2,
dan Al(OH)3. Senyawa ini jika
dilarutkan dalam air akan membentuk ion OH- dan ion positif sisa
basa.
Teori Arrhenius
mempunyai beberapa kekurangan, yaitu:
√ Hanya dapat diaplikasikan
dalam reaksi yang terjadi dalam air
√ Tidak menjelaskan mengapa
beberapa senyawa, yang mengandung Hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 (seperti
HCl) larut dalam air untuk membentuk larutan asam, sedangkan yang lain seperti
CH4 tidak.
√ Tidak dapat menjelaskan
mengapa senyawa yang tidak memiliki OH-, seperti Na2CO3
memiliki karakteristik seperti basa.
2) Teori
Asam Basa Bronsted Lowry
Menurut Bronsted Lowry, dalam reaksi yang melibatkan
transferproton, asam adalah spesi yang bertindak sebagai donor proton,
sedangkan basa adalah spesi yang
bertindak sebagai akseptor proton.
|
Akibat keterbatasan teori
Arrhenius, pada tahun 1923, Johanes Bronsted dan Thomas Lowry mengemukakan
teori asam basa berdasarkan transfer proton (ion H+).
Menurut
Bronsted Lowry, reaksi asam basa yang melibatkan transfer proton membentuk
keadaan kesetimbangan.
NH3(aq)
+ H2O(l)
NH4+(aq) + OH-(aq)
Spesi
NH3 dan NH4+ seperti ini dinamakan pasangan
konjugat asam basa. Pasangan konjugat asam basa terdiri atas dua spesi yang
terlibat dalam reaksi asam basa, satu asam dan satu basa yang dibedakan oleh
penerimaan dan pelepasan proton. Asam pada pasangan itu dinamakan asam konjugat
dari basa dan, sedangkan basa adalah basa konjugat dari asam. Jadi, NH4+
adalah asam konjugat dari NH3 dan NH3 adalah basa
konjugat dari NH4+.
Menurut
Bronsted Lowry, kekuatan asam basa konjugat adalah kebalikannya. Jika suatu
senyawa merupakan asam kuat, basa konjugatnya adalah basa lemah.
3) Asam Basa Lewis
Beberapa
reaksi tertentu mempunyai sifat reaksi asam basa tetapi tidak cocok dengan
teori asam basa Bronsted Lowry maupun Arrhenius.Menurut Lewis, konsep asam dan
basa secara umum mencakup reaksi oksida asam dan oksida basa, termasuk reaksi
transfer proton.
Menurut Lewis, asam adalah spesi yang bertindak sebagai
akseptor pasangan elektron bebas dari spesi lain membentuk ikatan kovalen
koordinasi. Basa adalah spesi yang bertindak sebagai donor pasangan
elektron bebas kepada spesi lain membentuk kovalen koordinat.
|
Contoh reaksi menurut
teori asam basa Lewis
Na2+O2-(s)
+ SO3(g)
2Na++
SO42-(s)
NH3(g)
+ BF3(g)
H3N-BF3(s)
Dalam
reaksi tersebut, BF3 bertindak sebagai akseptor pasangan elektron
bebas (asam) dan NH3 sebagai donor pasangan elektron bebas (basa).
Keunggulan
asam basa Lewis :
√ Dapat menjelaskan sifat asam basa dalam
pelarut lain maupun tidak mempunyai pelarut
√
Dapat menjelaskan sifat asam basa molekul atau ion yang mempunyai pasangan
elektron bebas yang dapat menerima pasangan elektron bebas. Contohnya pada
pembentukan senyawa komplek.
√ Dapat menerangkan sifat basa dari
zat-zat organik seperti DNA dan RNA yang mengandung atom nitrogen yang memiliki pasangan atom bebas.
Asam Basa
1.
Asam
Istilah
asam ( Acid) berasal dari bahasa latin
Acetum yang berarti cuka. Asam diberikan kepada zat yang rasanya asam.Pembawa
sifat asam adalah ion H+ (ion Hidrogen), sehingga rumus kimia asam
selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom yang
bermuatan listrik. Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan
berbagai bahan seperti logam, marmer, dan keramik. Reaksi antara asam dengan
logam bersifat korosif. Contohnya logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam
klorida (HCl) membentuk Besi (II) Klorida (FeCl2). Berikut contoh
beberapa larutan asam:
Berdasarkan asalnya, asam digolongkan menjadi
dua yaitu asam organik dan asam anorganik. Asam organik umumnya bersifat lemah,
korosif, dan banyak terdapat di alam. Asam anorganik umumnya bersifat asam kuat
dan korosif.
Rumus Asam
|
Nama Asam
|
Reaksi ionisasinya
|
HCl
|
Asam
Klorida
|
HCl(aq)
H+(aq)
+ Cl-(aq)
|
HBr
|
Asam Bromida
|
HBr(aq)
H+(aq)+Br-(aq)
|
H2S
|
Asam
Sulfida
|
H2S(aq)
2H+(aq)
+ S2-(aq)
|
HNO3
|
Asam Nitrat
|
HNO3(aq)
H+(aq)
+ NO3-(aq)
|
H2SO4
|
Asam
Sulfat
|
H2SO4(aq)
2H+(aq)
+ SO42-(aq)
|
Sifat-sifat
asam
o Mempunyai rasa asam dan
bersifat korosif
o
Dapat
mengubah warna kertas lakmus biru menjadi berwarna merah
o Menghantarkan arus listrik
o Bereaksi dengan logam
menghasilkan gas hidrogen
o Menghasilkan ion H+ jika
dilarutkan dalam air
o Memiliki kurang dari 7 (pH
< 7)
Berdasarkan
ion H+ yang dilepaskan, asam dikelompokkan menjadi:
☼ asam monoprotik, yaitu asam
yang melepaskan satu ion H+ dalam pelarut air, misalnya:
HNO3(aq)
H+(aq)
+ NO3-(aq)
☼ asam diprotik, yaitu asam yang
melepaskan dua ion H+ dalam pelarut air, misalnya:
H2SO4(aq)
2H+(aq)
+ SO42-(aq)
☼ asam tripotik yaitu asam yang melepaskan
tiga ion H+ dalam pelarut air, misalnya:
H3PO4(aq)
3H+(aq)
+ PO43-(aq)
Berdasarkan
rumus kimianya asam dibedakan menjadi :
☼ asam nonoksi, yaitu asam yang tidak
mengandung oksigen, misalnya HCN (asam sianida).
☼ asam oksi, yaitu asam yang mengandung
oksigen, misalnya H2CO3 (asam karbonat).
☼ asam organik, yaitu asam yang umumnya
terdapat pada senyawa organik, misalnya C6H5COOH ( asam
benzoat).
2.
Basa
Basa
(alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa diberikan kepada zat
yang rasanya pahit. Basa jika terkena kulit akan terasa licin (kaustik).
Berdasarkan
ion OH- yang dilepaskan pada reaksi
ionisasi, basa terdiri atas:
☼ Basa monohidroksi, yaitu basa
yang melepaskan satu ion OH-, misalnya LiOH ( litium Hidroksida).
☼ Basa polihidroksi, yaitu basa
yang melepaskan lebih dari satu ion OH-, misalnya Zn(OH)2 dengan
nama kimia seng (II) hidroksida.
Contoh
beberapa larutan basa:
Rumus Basa
|
Nama Basa
|
Reaksi Ionisasinya
|
NaOH
|
Natrium Hidroksida
|
NaOH(aq)
Na+(aq)
+ OH-(aq)
|
KOH
|
Kalium
Hidroksida
|
KOH(aq)
K+(aq)
+ OH-(aq)
|
Ca(OH)2
|
Kalsium Hidroksida
|
Ca(OH)2(aq)
Ca2+(aq)
+ 2OH-(aq)
|
Ba(OH)2
|
Barium
Hidroksida
|
Ba(OH)2(aq)
Ba2+(aq)
+ 2OH-(aq)
|
NH3
|
Amonia
|
NH3(aq)
NH4+(aq)
+ OH-(aq)
|
Sifat-sifat basa
o
Mempunyai
rasa pahit dan terasa licin pada kulit
o
Mengubah
kertas lakmus merah menjadi berwarna biru
o
Bersifat
elektrolit
o
Menghasilkan
ion oH- jika dilarutkan dalam air
o
Menetralkan
sifat asam
o
Memiliki
pH lebih dari 7 (pH > 7)
3.
Netral
Air
murni tidak dapat menghantarkan listrik karena air tidak terurai menjadi
ion-ionnya (senyawa kovalen). Sesungguhnya air dapat terionisasi, tetapi
konsentrasinya sangat kecil, yaitu sekitar 1
10-7 M. Berdasarkan penyelidikan,
ionisasi air bersifat endoterm dan berkesetimbangan.
H2O(l)
H+(aq) + OH-(aq)
Tetapan kesetimbangan ionisasi air dapat
di tulis sebagai berikut:
Kc
=
Karena air adalah zat
murni, konsentrasi air tidak berubah dan dapat dipersatukan dengan tetapan
kesetimbangan sehingga persamaan tetapannya menjadi:
Kw
=
Tatapan kesetimbangan ini disebut dengan
tetapan ionisasi air, dilambangkan dengan Kw.
Jika dalam larutan terdapat konsentrasi
molar ion H+ sama dengan konsentrasi molar ion OH- yakni
[H+]=[OH-], larutan tersebut dinyatakan bersifat netral
(serupa dengan air murni). Biasanya larutan yang bersifat netral ini adalah
garam hasil reaksi asam kuat dengan basa kuat. Contoh garam bersifat netral
yaitu NaCl, KNO3, dan MgSO4.
4.
Derajat Kekuatan Asam Basa
Larutan
ada yang bersifat elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Sama halnya dengan
zat-zat yang bersifat asam atau basa memiliki derajat keasaman yang
berbeda-beda. Derajat kekuatan asam atau basa dari suatu larutan dapat dihitung
dari nilai pH atau pOH.
pH dapat didefinisikan sebagai
negatif logaritma konsentrasi molar ion H+ dan pOH dapat
didefinisikan sebagai negatif logaritma konsentrasi molar ion OH-.
Suatu larutan
digolongkan asam kuat jika memiliki daya hantar listrik kuat (larutan
elektrolit kuat) dan nilai pH rendah (konsentrasi ion H+ tinggi).
Sebaliknya jika daya hantar listrik lemah dan nilai pH sedang (sekitar 3-6),
larutan tersebut tergoolong asam lemah.
Larutan
|
Lakmus Merah
|
Lakmus Biru
|
Asam
|
Merah
|
Merah
|
Basa
|
Biru
|
Biru
|
Netral
|
Merah
|
Biru
|
Suatu larutan
digolongkan basa kuat jika memiliki daya hantar listrik kuat dan pH sangat
tinggi. Jika daya hantar listrik lemah dan pH sedang (sekitar 8-11), larutan
tersebut tergolong basa lemah.
Derajat keasaman suatu
zat (PH) ditunjukkan dengan skala 1-14.
·
Larutan
dengan PH < 7 bersifat asam.
·
Larutan
dengan PH = 7 bersifat netral.
·
Larutan
dengan PH > 7 bersifat basa.
5.
Indikator Asam Basa
Apakah
indikator asam basa itu? Indikator asam basa adalah petunjuk tentang perubahan
pH dari suatu larutan asam atau basa. Indikator bekerja berdasarkan perubahan
warna indikator pada rentang pH tertentu.Indikator asam basa digunakan untuk
mengetahui apakah zat tersebut mengandung asam atau basa tanpa harus mencicipi
zat itu terlebih dahulu.
Indikator asam basa
dikelompokkan menjadi dua yaitu indikator buatan dan indikator alami.
1)
Indikator
Buatan
a.
Kertas
Lakmus
Apa itu lakmus? Lakmus berasal dari kata
litmus yaitu sejenis tanaman yang dapat berubah warna jika ada asam atau basa.
Kertas lakmus ada dua jenis yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
Namun, kekurangan dari kertas lakmus adalah tidak dapat menunjukkan nilai PH
suatu larutan.
b.
Indikator
Universal
Indikator
universal yaitu indikator yang terdiri dari berbagai macam indikator yang
memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1 – 14. Indikator universal ada
yang berupa larutan dan ada yang berupa kertas.
∞ Beberapa contoh indikator
universal dalam bentuk larutan:
Nama
|
Trayek PH
|
Warna
|
Asam
|
Basa
|
Metil
Merah
|
4,4
– 6,2
|
Merah
|
Kuning
|
Metil
Jingga
|
3,1
– 4,4
|
Jingga
|
Kuning
|
Fenolflatein
|
8,0
– 9,8
|
Bening
|
Pink
|
Alizarin
Kuning
|
10,1
– 12,0
|
Kuning
|
Merah
|
Brom
Timol Biru
|
6,0
– 7,6
|
Kuning
|
Biru
|
Penggunaan
beberapa buah indikator untuk mengetahui nilai PH satu jenis larutan dinilai
kurang efektif, karena banyaknya zat, memerlukan biaya cukup mahal untuk diidentifikasi
keasamannya. Untuk itu dibuatlah indikator universal, yang secara praktis
menunjukkan warna tertentu untuk nilai PH tertentu. Indikator ini pun dapat
dibuat dalam bentuk lembaran kertas yang efisien.
c.
PH Meter
Pengujian
sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan PH meter. Penggunaan alat ini
dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan di uji. Setelah itu, pada PH
meter akan muncul angka skala yang menunjukkan PH larutan.
d.
Indikator
Alami
Cara lain
untuk mengidentifikasi sifat asam suatu sifat asam dan basa adalah dengan
menggunakan indikator alami. Adapun contoh indikator tersebut adalah kunyit,
kembang sepatu, pacar air, bunga nusa indah dan lain sebagainya. Ekstrak atau
sari dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan
asam basa.
Tujuan:
Menentukan
suatu larutan termasuk asam, basa atau netral menggunakan indikator universal
dan indikator alami
Alat dan Bahan:
1.
Pelat
tetes 14.
Larutan asam (HCl)
2.
Pipet
tetes 15.
Larutan basa (NaOH)
3.
Alu 16. Sampo
4.
Lumpang 17.
Pepsodent
5.
Tabung
reaksi 18.
Deterjen
6.
Indikator
Universal 19.
Sabun cair
7.
Kembang
Sepatu 20.
Kapur
8.
Kulit
Manggis 21.
Air Suling
9.
Garam 22.
Air Hujan
10.
Teh 23. Air Abu
11.
Obat
mag 24. Air Sumur
12.
Sari
tomat
13.
Softdrink
Cara Kerja:
A.
Percobaan
I
1.
Dengan
menggunakan pipet tetes, ambil setiap larutan dan teteskan ke dalam pelat
tetes.
2.
Celupkan
kertas indikator universal ke dalam setiap larutan dan amati perubahan
warnanya.
3.
Bandingkan
warna kertas indikator universal setelah dicelupkan ke dalam setiap larutan
dengan warna pada kemasannya yang menunjukkan nilai pH.
4.
Catat
hasil pengamatan anda ke dalam tabel hasil pengamatan.
B.
Percobaan
II
1.
Tumbuk
bahan-bahan dan buatlah larutan.
2.
Masukkan
larutan kulit manggis, dan larutan kembang sepatu masing-masing
ke dalam 2 tabung
reaksi.
3.
Masukkan kurang lebih 2 tetes larutan HCl dan NaOH ke
dalam masing-masing 2 tabung reaksi yang telah terisi oleh larutan indikator
alami.
4.
Masukkan masing-masing larutan bahan-bahan yang akan
di uji ke dalam tabung reaksi satu persatu.
5.
Masukkan 2 tetes larutan indikator alami ke dalam
larutan yang akan di uji.
6.
Kocok tabung reksi tersebut dan amati perubahan
warnanya. Jika warnanya seperti warna indikator alami yang ditetesi larutan
HCl, maka larutan tersebut bersifat asam. Sedangkan jika warnanya seperti
indikator yang ditetesi larutan NaOH, maka larutan bersifat basa.
7.
Catat hasil pengamatan ke dalam tabel
pengamatan.
Hasil Percobaan:
Hasil Pengamatan
Percobaan I:
No
|
Larutan
yang di uji
|
Warna
Kertas Lakmus
|
pH
|
Sifat
Larutan
|
Merah
|
Biru
|
1
|
Air
suling
|
Merah
|
Biru
|
7
|
Netral
|
2
|
Tomat
|
Merah
|
Merah
|
4,0 – 4,4
|
Asam
|
3
|
Sabun
colek
|
Biru
|
Biru
|
8
|
Basa
|
4
|
Obat
mag
|
Biru
|
Biru
|
8
|
Basa
|
5
|
Softdrink
|
Merah
|
Merah
|
4
|
Asam
|
6
|
Air
sumur
|
Merah
|
Biru
|
7
|
Netral
|
7
|
Kapur
tulis
|
Biru
|
Biru
|
11,0 – 12,6
|
Basa
|
8
|
Teh
|
Merah
|
Merah
|
6
|
Asam
|
9
|
Garam
|
Merah
|
Biru
|
7
|
Netral
|
10
|
Air abu
|
Biru
|
Biru
|
8
|
Basa
|
11
|
Sampo
|
Biru
|
Biru
|
8
|
Basa
|
12
|
Pepsodent
|
Biru
|
Biru
|
8
|
Basa
|
13
|
Deterjen
|
Biru
|
Biru
|
8
|
Basa
|
14
|
Air
hujan
|
Merah
|
Biru
|
7
|
Netral
|
Hasil Pengamatan Percobaan II:
No
|
Indikator Alami
|
Bahan
|
Warna
|
Asam
|
Basa
|
Netral
|
1
|
Kembang sepatu
|
Obat mag
|
Hijau
|
|
|
|
2
|
Kembang sepatu
|
Softdrink
|
Pink
|
|
|
|
3
|
Kembang sepatu
|
Pepsodent
|
Putih
|
|
|
|
4
|
Kembang sepatu
|
Tomat
|
Merah
|
|
|
|
5
|
Kembang sepatu
|
Kapur tulis
|
Ungu
|
|
|
|
6
|
Bunga nusa indah
|
Sabun colek
|
Coklat tua
|
|
|
|
7
|
Bunga nusa indah
|
Air sumur
|
Kuning
|
|
|
|
8
|
Bunga nusa indah
|
Air abu
|
Coklat tua
|
|
|
|
9
|
Bunga nusa indah
|
Deterjen
|
Coklat tua
|
|
|
|
10
|
Daun pacar air
|
Sampo
|
Hijau
|
|
|
|
11
|
Daun pacar air
|
Garam
|
Kuning
|
|
|
|
12
|
Daun pacar air
|
Teh
|
Kuning
|
|
|
|
13
|
Daun pacar air
|
Air hujan
|
Kuning
|
|
|
|
14
|
Daun pacar air
|
Air suling
|
Kuning
|
|
|
|
Kesimpulan:
Dari
hasil percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan-bahan tersebut bersifat:
·
Asam,
yaitu softdrink, tomat, dan teh.
·
Basa
, yaitu obat mag, pepsodent, kapur tulis, sabun colek, air abu, deterjen, dan
sampo.
·
Netral,
yaitu air sumur, garam, air hujan, dan air suling.
Dalam
membedakan sifat larutan (asam, basa, dan netral) tersebut, lebih mudah dan
praktis menggunakan indikator buatan (kertas lakmus) daripada indikator alami.
Sebab, perubahan warna lebih mudah di amati, kertas lakmus hanya mengalami perubahan
warna dari lakmus merah menjadi warna biru yang berarti bersifat basa, lakmus
biru yang berubah menjadi warna merah yang berarti bersifat asam, dan tidak
berubah warna yaitu tetap berwarna biru dan merah yang berarti bersifat netral.
Sedangkan jika menggunakan indikator alami harus mebandingkan larutan yang di
uji dengan indikator alami dan terkadang data juga kurang akurat karena
indikator mudah terkontaminasi.
Saran:
Setelah
melakukan percobaan dan sebagai bahan evaluasi, terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan jika melakukan percobaan ini lagi, yaitu:
·
Persiapan,
(dilihat dari ketersediaan alat dan bahan) agar lebih akurat hasil percobaan
maka dibutuhkan alat yang memadai dan berkualitas. Juga, bahan yang di uji
lebih banyak sehingga mengetahui lebih banyak bahan-bahan yang bersifat asam,
basa, atau netral.
·
Lebih
berhati-hati, agar bahan tidak terkontaminasi dan hasil lebih akibat tabung
reaksi atau tangan yang kotor sebaiknya tabung reaksi atau tangan dipastikan
bersih dan kering.
·
Cepat
bekerja, agar bahan yang di uji tidak terkontaminasi dengan udara, usahakan
bekerja dengan cepat.
Daftar
Pustaka
Depdiknas. 2009. Kimia 2 Kelas XI SMA dan MA. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Depdiknas. 2009. Kimia 2 SMA dan MA Kelas XI IPA.
Jakarta: Pusat Perbukuan.
Depdiknas. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2 untuk Kelas
XI Sekolah Menengah
Atas/Madrasah
Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta: Pusat Perbukuan.
Waldjinah,
Anis Dyah Rufaida, Erna Tri Wulandari. 2012. PR Kimia Kelas XI Semester 2 untuk SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara.
Hasil
Percobaan:
Hasil Pengamatan
Percobaan I:
No
|
Larutan
yang di uji
|
Warna
Kertas
|
pH
|
Sifat
Larutan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Hasil Pengamatan Percobaan II:
No
|
Indikator Alami
|
Bahan
|
Warna
|
Asam
|
Basa
|
Netral
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No
|
Indikator Alami
|
Bahan
|
Warna
|
Asam
|
Basa
|
Netral
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|