Sabtu, 12 September 2015

LAPORAN PRAKTUKUM KOLOID

KOLOID

Pengertian Koloid

Koloid atau dispersi koloid adalah bentuk materi yang memiliki sifat di antara
larutan dan campuran atau suspensi. Bidang ini pertama kali dikenalkan oleh
Thomas Graham.
·         Perbedaan larutan sejati, koloid dan suspensi
Variabel
Larutan Sejati
Sistem Koloid
Suspensi Kasar
Campuran
Homogen
Tampak homogen, padahal Heterogen
Heterogen
Ukuran partikel (cm)
10–8 – 10–7
10–6 – 10–4
10–3 – 10–1
Fasa campuran
Satu fasa
Satu fasa
Polifasa
Penembusan oleh
cahaya
Transparan
Tidak transparan
Penyaringan
Tidak terpisahkan
Tidak terpisahkan
Terpisahkan
Kestabilan larutan
Sangat stabil
Beragam
Tidak stabil

Macam-Macam Koloid

Berdasarkan jenis fasa pendispersi, yaitu zat yang memiliki jumlah lebih banyak
dan fasa zat yang terdispersi, koloid terbagi menjadi delapan macam, yaitu:

Fasa pendispersi Koloid (pelarut)
Fasa terdispersi
Nama Koloid
Contoh Koloid
Gas
Cair
Aerosol
Kabut, awan, aerosol, spray
Gas
Padat
Aerosol padat
Asap, debu
Cair
Padat
Sol
Cat, selai, gelatin,
Padat
Padat
Sol Padat
Kaca Ruby, obatan-obatan
Cair
Cair
Emulsi
Susu, cokelat cair, saos
Padat
Cair
Emulsi Padat
Mentega, Keju, jeli
Cair
Gas
Busa
Buih krim, Busa sabun
Padat
Gas
Busa Padat
Marshmallow,batu apung, karet busa

Penggunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
1.      Dalam bidang industri, karet, cat, pemutihan gula, pengambilan endapan pengotor, dan penjernihan air.
2.      Bidang makanan, seperti kasein dalam susu
3.      Bidang farmasi, seperti norit untuk mengobati sakit perut
4.      Bidang kosmetik, seperti lipstik, maskara, pembersih muka, hair spray, sabun cukur, dan deodoran.

Sifat-Sifat Koloid

Koloid mempunyai sifat-sifat yang khas, misalnya menunjukkan efek Tyndall,
gerak Brorwn, mempunyai muatan listrik, dan daya tarik menarik antara fase
terdispersi dengan medium pendispersinya
1.      Efek Tyndal
Gejala pemantulan dan pembauran cahaya oleh partikel dispersi sistem koloid
disebut efek Tyndall. Gejala ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday
kemudian diselidiki lebih lanjut oleh John Tyndall (1820 – 1893), seorang ahli Fisika
bangsa Inggris. Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan larutan sejati
dari koloid.


Efek tyndal adalah sifat khas koloid yang dapat menghamburkan berkas cahaya.
Bila suatu larutan (larutan sejati) disinari dengan seberkas sinar tadi akan diserap dan dipancarkan. Sedangkan bila seberkas sinar dilewatkan pada sistem koloid maka sinar tersebut akan dihamburkan oleh partikel koloid, sehingga sinar yang melalui sistem koloid akan teramati berupa jalur cahaya.                                                                              * Contoh efek tyndal dalam kehidupan sehari-hari:
1.    Terjadinya warna merah dan jingga di langit pada pagi atau sore hari dan warna biru pada langit di siang hari.
2.    Sorot lampu mobil atau sepeda motor di saat udara berkabut tampak lebih jelas.
3.    Berkas cahaya matahari tampak jelas di sela-sela dinding dapur yang banyak asap.
                                                                       Gelas sebelah kiri berisi larutan koloid dan sebelah kanan berisi larutan sejati.


2.      Gerak Brown
Partikel koloid dapat bergerak lurus tetapi arahnya tidak menentu (gerak zigzag). Gerak Brown adalah gerak zigzag dari partikel koloid yang hanya bisa di amati dengan mikroskop utra. Gerakan partikel koloid yang tidak menentu arahnya ini pertama kali ditemukan oleh seorang sarjana Biologi bernama Robert Brown (1773-1859).
   Gerak Brown terjadi akibat tumbukan antarpartikel koloid dengan partikel pelarut ataudengan partikel koloid lain. Bila partikel dari sistem koloid dilihat dengan mikroskop akan tampak senantiasa partikel-partikel koloid bergerak lurus, tetapi arahnya tidak menentu.

3.      Adsorbsi
Partikel koloid dapat mengadsobsi ion atau muatan listrik. Adsorbsi adalah proses penyerapan di permukaan partikel koloid. Adsorpsi adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan zat lain, seperti ion H+ dan OH- dari medium pendispersi. Contoh: Koloid Fe(OH)3 dalam air menyerap ion hidrogen (ion H+) sehingga partikel bermuatan positif, sedangkan koloid As2S3 menyerap ion hidroksida (ion OH-) sehingga partikel bermuatan negatif. Sifat adsorpsi dari koloid ini banyak dimanfaatkan untuk produk-produk tertentu, misalnya pemutihan garam dapur dan gula pasir.

4.      Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu cara untuk menunjukkan bahwa gerakan partikel koloid dikarenakan muatan arus listrik. zat-zat terdispersi dalam sistem koloid dapat memiliki muatan lisrik maka zat tersebut dalam medan listrik dapat bergerak ke arah elektrode yang berlawanan muatan. migrasi partikel koloid dalam
medan listrik disebut peristiwa elektroforesis.  Peristiwa elektroforesis sering dimanfaatkan pihak kepolisian dalam identifikasi jenazah korban pembunuhan atau jenazah tidak dikenal melalui tes DNA.

5.      Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Dispersi koloid biasanya mengadsorbsi ion yang sejenis. Oleh karena itu, diperlukan konsentrasi tertentu larutan elektrolit untuk menstabilkan koloid. Bila larutan elektrolit tersebut berlebihan maka elektrolit tersebut akan menggumpalakan koloid. Koagulasi adalah penggumpalan koloid yang disebabkan oleh penambahan elektrolit atau terjadinya perubahan fisik melalui cara mekanik.
Koagulasi dengan penambahan zat kimia/elektrolit
Ion yang efektif untuk menggumpalkan koloid ialah ion yang muatannya berlawanan dengan muatan koloid.
􀂄Contoh :
1) Koloid Fe(OH)3 dicampur dengan koloid As2S3.
2) Sol emas yang bermuatan negatif dapat dikoagulasikan dengan NaCl, CaCl2, atau AlCl3
3) Partikel-partikel karet dalam lateks digumpalkan dengan penambahan asam cuka
Koagulasi mekanik
Koagulasi dengan cara mekanik dapat dilakukan dengan pemanasan, pendinginan
atau pengadukan.
􀂄Contoh : Telur rebus, Pembuatan agar-agar, Pembuatan lem

6.      Koloid Pelindung
Koloid pelindung merupakan sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain. Koloid yang dapat memberikan kestabilan disebut koloid pelindung. Koloid pelindung membentuk lapisan disekeliling partikel koloid, sehingga melindungi muatan partikel koloid tersebut. Koloid pelindung pada emulsi dinamakan emulgator.                              Contoh:                                                                                                                                          1) Tinta tidak mengendap karena dicampur dengan koloid pelindung                                             2) Pada pembuatan es krim dicampur dengan gelatin sebagai koloid pelindung, yang  mencegah pengkristalan                                                                                                          3) Lesitin, merupakan koloid pelindung yang menstabilkan butiran-butiran halus air di dalam margarin
7.      Dialisis
Pemurnian koloid disebut dialisis. Dialisis dilakukan dengan cara memasukkan koloid yang akan dimurnikan ke dalam kantung yang dibuat dari selaput semipermiabel, karena selaput permeabel dapat melewatkan molekul-molekul air atau ion-ion tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel-partikel koloid. Prinsip dialisis diterapkan dalam proses cuci darah bagi penderita gagal ginjal. Proses ini dikenal dengan nama hemodialisis.
8.      Koloid Liofil dan Liofob
Sol dibedakan menjadi sol liofil dan sol liofob. Jelly merupakan sol liofil sedangkan air tepung merupakan sol liofob. Perbedaan ini berdasarkan daya tarik-menarik antara partikel fase terdispersi dengan medium pendispersinya. Sol liofil ialah sol yang fase terdispersinya mempunyai kemampuan menarik medium pendispersi, sehingga koloid bersifat kaku. Contohnya, detergen, gelatin dalam air dan putih telur dalam air. Sol liofob adalah sol yang fase terdispersinya tidak menarik medium pendispersi, contohnya As2S3 dalam air, garam sulfida dalam air, dan belerang dalam air.
·         Perbedaan koloid liofil dan liofob


Sol Liofil
Sol Liofob
·          Reversibel
·          Tidak reversibel
·          Stabil
·          Kurang stabil
·          Gerak Brown kurang jelas
·          Gerak Brown sangat jelas
·          Efek Tyndall lemah
·          Efek Tyndall kuat
·          Sukar diendapkan dengan penambahan elektrolit
·          Mudah diendapkan dengan penambahan elektrolit
·          Kebanyakan dapat dibuat gel
·          Hanya beberapa yang dapat dibuat gel
·          Partikel terdispersi dapat menyerap molekul
·          Partikel terdispersi menyerap ion
·          Penyusunnya senyawa organik, Contoh: protein
·          Penyusunnya senyawa anorganik Contoh: As2S3

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Tujuan

Mengamati beberapa sifat koloid

Alat dan Bahan

1.      Gelas beker                                                           11. Larutan gula
2.      Lampu senter                                                       12. Campuran air dan tanah
3.      Kotak karton 30 cm X 30 cm X 30 cm               13. Air
4.      Botol kaca bening                                                            14. Minyak goreng
5.      Corong                                                                  15. Detergen
6.      Mangkuk plastik                                                  16. Cuka
7.      Pengaduk                                                              17. Tepung
8.      Pipet volume 25 ml                                              18. Kopi
9.      Susu cair                                                                19. Sirup
10.  Santan                                                                   20. Tinta

Cara Kerja

1.      Efek Tyndall
a.       Buatlah lubang pada kotak karton seperti gambar berikut.
b.      Isilah gelas beker dengan larutan gula.
c.       Tempatkan gelas beker yang berisi larutan gula ke dalam kotak karton. Pastikan gelas beker berada tepat di titik pertemuan jika ditarik garis lurus dari lubang senter dan lubang pengamatan.
d.      Arahkan senter ke larutan gula tersebut melalui lubang karton dan nyalakan. Amati peristiwa yang terjadi pada larutan dalam gelas beker melalui lubang pengamatan.
e.       Ulangi langkah b, c, dan d dengan mengganti larutan gula dengan larutan bahan lainnya.
2.      Koloid Pelindung
a.       Masukkan air ke dalam botol hingga seperempat tinggi botol.
b.      Tambahkan 50 ml minyak goreng dan tutup botol dengan kuat dan diamkan kurang lebih lima menit. Lalu amati yang terjadi.
c.       Tambahkan detergen bubuk ke dalam botol secukupnya, lalu tutup botol dengan rapat.
d.      Kocok botol dengan kuat dan amati perubahan yang terjadi.
3.      Koagulasi
a.       Tuangkan 100 ml susu cair ke dalam mangkuk plastik.
b.      Tambahkan 15 ml cuka ke dalam mangkuk yang berisi susu, lalu aduk hingga rata. Amati perubahan yang terjadi.

Hasil Pengamatan

1.      Efek Tyndall
No.
Isi Gelas Beker
Hasil Pengamatan (Menghamburkan/Meneruskan Cahaya)
1
Larutan gula
Menghamburkan cahaya
2
Susu cair
Menghamburkan cahaya
3
Santan
Menghamburkan cahaya
4
Campuran Air dan tanah
Tidak
5
Kopi
Tidak
6
Tepung
Menghamburkan cahaya
7
Tinta
Menghamburkan cahaya
8
Sirup
Menghamburkan cahaya
9
Minyak
Tidak

2.      Koloid Pelindung
No
Isi Botol
Hasil Pengamatan
1
Air + minyak goreng
Minyak berada di atas air, tidak menyatu
2
Air + minyak goreng + detergen
Detergen membentuk lapisan yang mengelilingi campuran air dan minyak

3.      Koagulasi
Isi Mangkuk
Hasil Pengamatan
Susu cair + cuka
Susu terpisah dari cuka. Disekitar mangkuk terdapat gumpalan dari susu cair

Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan di atas, dapat diketahui bahwa:
1.      Efek Tyndall
Dalam percobaan ini yang termasuk koloid adalah susu cair, santan, larutan gula, tepung, tinta dan sirup. Karena bahan-bahan tersebut dapat menghamburkan cahaya.
2.      Koloid pelindug
Detergen merupakan koloid pelindung karena detergen membentuk lapisan yang melindungi air dan minyak sehingga campuran tersebut tidak terpisah.
3.      Koagulasi
Susu cair + cuka mengalami peristiwa koagulasi. Hal ini dibuktikan dengan terpisahnya atau menggumpalnya susu cair di sekitar mangkuk penguji.
Setelah melakukan percobaan dan juga membaca teori yang ada, ternyata hasil percobaan tidak sesuai dengan teori. Seharusnya larutan gula adalah larutan sejati, bukan koloid.

Saran

Setelah melakukan percobaan dan sebagai bahan evaluasi, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan jika melakukan percobaan ini lagi, yaitu:
·          Membaca dan memahami dahulu teori yang akan digunakan untuk melakukan percobaan.  Lalu, catatan terpenting dalam percobaan ini adalah  memahami dahulu arti menghamburkan dan meneruskan cahaya, agar tidak terjadi kesalahan dalam percobaan ini.
·          Persiapan alat dan bahan juga harus diperhatikan agar tidak terjadi kekeliruan dalam percobaan.

Daftar Pustaka


Depdiknas. 2009. Kimia 2 Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Depdiknas. 2009. Kimia 2 SMA dan MA Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Depdiknas. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2 untuk Kelas XI Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Waldjinah, Anis Dyah Rufaida, Erna Tri Wulandari. 2012. PR Kimia Kelas XI Semester 2 untuk SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar