KOROSI
Pengertian
Menurut Roberge, Korosi
adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan lingkungannya, sedangkan
menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang
logam, ada pula definisi lain yang mengatakan bahwa korosi merupakan rusaknya
logam karena adanya zat penyebab korosi. Jadi, korosi
adalah reaksi redoks spontan antara
suatu logam dengan berbagai zat dilingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa
yang tidak dikehendaki biasanya berupa oksida logam atau logam karbonat.
Korosi disebut juga perkaratan. Korosi
merupakan proses elektrokimia. Korosi terjadi karena sebagian besar logam mudah
teroksidasi dengan melepas oksigen di udara dan membentuk oksida logam. Mudah
tidaknya suatu logam terkorosi dapat dipahami dari deret Volta ataupun nilai
potensial elektrode standarnya, Eo. Pada korosi besi, bagian tertentu
dari besi itu berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi. Electron
yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang berlaku
sebagai katode, dimana oksigen tereduksi.
|
Korosi Besi Pada Kondisi Netral atau Basa
|
Korosi Besi Pada Kondisi Asam
|
Reaksi di Anode
|
Fe(s)
|
Fe(s)
|
Reaksi di Katode
|
½ O2 +
H2O + 2e-
|
O2 + 4H+
+ 4e-
|
Selanjutnya, ion Fe2+
akan mengalami oksidasi lebih lanjut membentuk ion Fe3+. Ion Fe3+
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi berupa Fe2O3.xH2O.
Mengenai bagian mana yang bertindak sebagai katode bergantung pada beberapa
faktor, misalnya zat pengotor atau perbedaan rapatan logam itu.
Macam-Macam Korosi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Korosi
1.
Kontak Langsung Logam dengan H2O
dan O2
2.
Keberadaan Zat Pengotor
Zat pengotor di permukaan logam
dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom
logam yang teroksidasi. Sebagai contoh adanya tumpukan debu karbon dari hasil
pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas
oksigen pada permukaan logam yang mengakibatkan proses korosi semakin cepat
pula. Contoh pada pengotor yang mempercepat korosi pada permukaan logam.
3.
Kontak
dengan Elektrolit
Konsentrasi elektrolit yang besar
dapat meningkatkan laju aliran elektron sehingga laju korosi meningkat. Contoh
pada bangkai kapal di dasar laut yang telah terkorosi oleh kandungan garam yang
tinggi.
4.
Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan
reaksi redoks pada peristiwa korosi. Semakin tinggi temperatur maka semakin cepat
terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka
meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan
efektif pada reaksi redoks semakin besar dan laju korosi pada logam semakin
meningkat. Contoh korosi yaitu pada knalpot kendaraan bermotor yang mudah
terkorosi akibat temperatur tinggi.
5.
pH
2H+
(aq) + 2e-
H2
Adanya reaksi
reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang
teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.
6.
Metalurgi
a.
Permukaan logam
Permukaan logam yang lebih kasar akan
mengakibatkan beda potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode
yang terkorosi.
b.
Efek Galvanic Coupling
Kemurnian logam yang rendah
mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yan gterdapat pada logam
tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galfanic Coupling, yakni timbulnya
perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan Eo antara
atom-atom unsur logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan
kemurnian rendah. efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui
peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode.
7.
Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan
logam dapat menyebabkan peningkatan korosi pada logam. Hal ini disebabkan
karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk
memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan
korosi, antara lain: protozoa, bakteri
besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksida sulfur-sulfida
dan koloni bakteri Thiobacillus thiooxidans yang dapat menyebabkan korosi pada
logam.
Cara
Pencegahan Korosi
a.
Pencegahan
Korosi Besi
1.
Pengecatan
Cat menghindarkan kontak besi dengan udara
dan air. Contoh: pengecatan jembatan dan pagar.
2.
Melumuri dengan Oli atau Gemuk
Oli dan gemuk mencegah besi terhindar dari
air dan udara. cara ini diterapkan ke berbagai perkakas dan mesin.
3.
Membalut dengan Plastik
Plastik mencegah kontak besi dengan udara
dan air. Contoh penerapannya pada rak piring dan keranjang sepeda.
4.
Tin Plating (pelapisan dengan timah)
Besi dilapisi dengan timah agar tidak
terjadi kontak dengan udara dan air sehingga tidak terjadi korosi. Tetapi,
lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu masih utuh. Dengan
demikian, jika lapisan tergores maka timah mendorong korosi besi. Namun, hal
itu justru diharapkan, karena kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5.
Galvanisasi (pelapisan dengan zink)
Berbeda dengan timah, zink (seng) dapat
melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Contoh: pipa besi,
dan tiang telepon dilapisi dengan zink.
6.
Cromium Plating (pelapisan dengan kromium)
Kromium dapat melindungi besi sekaliun
lapisan itu ada yang rusak. Perlindungan ini memberikan efek mengkilap. Contoh
pada bumper mobil.
7.
Membuat Paduan Logam
Paduan logam (aloi) misalnya stainless steel. Stainless steel dibuat dengan campuran logam nikel, krom, dan besi.
8.
Perlindungan Elektrokimia
Magnesium adalah logam yang jauh lebih
aktif (mudah berkarat) dibanding besi. Hal ini digunakan untuk melindungi pipa
baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Cara ini disebut Sacrificial Protection (pengorbanan
anode).
b.
Pencegahan Korosi Aluminium
Aluminium merupakan logam yang lebih
aktif daripada besi, tetapi lebih tahan terhadap karat. Aluminium berkarat akan
membentuk aluminium oksida (Al2O3)dengan cepat, kemudian lapisan oksida itu
dipertebal (karena melindungi logam dibawahnya) melalui elektrolisis yang
disebut anodeising. Contoh penerapannya yaitu pada perkakas dapur, kerangka
bangunan, kusen pintu dan jendela, serta bingkai.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Korosi
Tujuan
Menunjukkan
faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya korosi (karat) besi.
Alat
dan Bahan
1.
Gelas kaca bening 10.
Penutup busa
2.
Paku besi yang tidak berkarat sebanyak 11 buah 11. Kertas label
3.
Tabung reaksi sebanyak 11 buah 12. Amplas
4.
Larutan HCl 13.
Tisu
5.
Larutan NaCl 14.
Kaki tiga
6.
Air 15.
Pipet tetes
7.
Minyak goreng 16.
Sikat pembersih
8.
Kapas 17.
Kasa
9.
Spirtus 18.
Korek api
Cara
Kerja
1.
Panaskan air sampai mendidih
2.
Bersihkan tabung reaksi sampai tidak ada noda yang
menempel dan keringkan
3.
Amplaslah paku sampai mengkilap dan tidak ada karat yang menempel
4.
Berilah label pada setiap tabung reaksi
5.
Masukkan paku pada setiap tabung reaksi dan ikuti
berdasarkan gambar berikut:
Tabung A : paku, terbuka
Tabung B : paku, kapas, tertutup
Tabung C : paku, air, terbuka
Tabung D : paku, air, tertutup
Tabung E : paku, air mendidih, tertutup
Tabung F : paku, minyak, terbuka
Tabung G : paku, minyak, kapas, tertutup
Tabung H : paku, larutan NaCl, terbuka
Tabung I : paku, larutan NaCl, kapas, tertutup
Tabung J : paku, larutan HCl, terbuka
Tabung K : paku, larutan HCl, kapas, tertutup
6.
Simpan paku selama 5 hari
7.
Catatlah perubahan yang terjadi.
Hasil
Percobaan
Tabung Reaksi
|
Keterangan
|
Perubahan yang terjadi
|
A
|
Paku, terbuka
|
Tidak
berkarat
|
B
|
Paku, kapas,
tertutup
|
Berkarat
|
C
|
Paku, air,
terbuka
|
Berkarat
|
D
|
Paku, air,
tertutup
|
Berkarat
|
E
|
Paku, air
mendidih, tertutup
|
Berkarat
|
F
|
Paku, minyak,
terbuka
|
Tidak
berkarat
|
G
|
Paku, minyak,
kapas, tertutup
|
Tidak berkarat
|
H
|
Paku, larutan
NaCl, terbuka
|
Berkarat
|
I
|
Paku, larutan
NaCl, kapas, tertutup
|
Berkarat
|
J
|
Paku, larutan
HCl, terbuka
|
Berkarat
|
K
|
Paku, larutan
HCl, kapas, tertutup
|
Berkarat
|
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, paku yang
mengalami korosi dari yang tercepat ke paling lambat yaitu :
1. Paku, larutan
HCl, terbuka 7. Paku, larutan NaCl, kapas, tertutup
2. Paku,
larutan HCl, kapas, tertutup 8. Paku, kapas, tertutup
3. Paku, air,
terbuka 9. Paku, terbuka
4. Paku, air,
tertutup 10.
Paku, minyak, terbuka
5. Paku, air
mendidih, tertutup 11.
Paku, larutan NaCl, kapas, tertutup
6. Paku,
larutan NaCl, terbuka
Paku yang mengalami korosi tercepat adalah paku yang
direndam dengan larutanHCl dalam keadaan terbuka. Hal ini disebabkan pada
kondisi asam terjadi reaksi reduksi tambahan pada katode sehingga laju korosi
lebih cepat hal ini juga didukung oleh oksigen dan uap air. Sedangkan paku yang mengalami korosi paling
lambat adalah paku yang direndam dengan minyak dalam keadaan tertutup. Hal
tersebut dikarenakan minyak mempunyai
molekul-molekul yang bersifat licin yang mengakibatkan permukaan paku juga
menjadi licin dan tidak adanya udara serta uap air sehingga sulit terjadi
korosi.
Saran
Setelah
melakukan percobaan dan sebagai bahan evaluasi, terdapat hal yang harus
diperhatikan jika melakukan percobaan ini lagi, yaitu agar lebih
teliti dalam membersihan dan mengeringkan alat dan bahan sehingga tidak terjadi
kesalahan. Kesalahan dalam percobaan ini yaitu paku dalam keadaan tertutup
seharusnya tidak berkarat, namun karena kurang teliti dalam membersihkan paku
dan mengeringkan tabung reaksi, mengakibatkan paku menjadi berkarat.
Daftar Pustaka
Anis Dyah Rufaida, Waldjinah,
dan Erna Tri Wulandari.
2013. PR Kimia untuk SMA/MAKelas XII. Klaten:
Intan Pariwara.
Purba, Michael.2007.Kimia
untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar