Sabtu, 12 September 2015

LAPORAN ASAM BASA

Landasan Teori

Asam dan basa merupakan salah satu sifat zat (larutan maupun nonpelarut).Kita sering menemukan rasa asam dan pahit dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, misalnya buah-buahan, obat-obatan, sabun, produk makanan, pertanian dan industri. Saat kita memakan buah-buahan misalnya jeruk, maka kita akan merasakan rasa asam sehingga jeruk dikatakan asam. Sedangkan saat kita tidak sengaja meminum air sabun ketika mandi, maka kita akan merasakan rasa pahit getir di lidah, sehingga sabun dapat dikatakan basa. Asam dan basa memiliki peranan penting dalam kehidupan kita. Proses pencernaan makanan dalam tubuh di dalam lambung dibantu oleh adanya asam klorida.
Adapun beberapa teori mengenai asam basa yaitu:
1)      Teori Asam Basa Arrhenius
Pada tahun 1777, Lavoisier menyatakan bahwa oksigen adalah unsur utama dalam senyawa asam. Pada tahun 1808, Humphry Davy menemukan fenomena lain yaitu HCl dalam air dapat bersifat asam, tetapi tidakmengandung oksigen. Fakta ini mengajukan Arrhenius teori Asam Basa, yaitu:
Menurut Arrhenius, Asam merupakan zat yang dapat melepaskan ion H+ di dalam air sehingga konsentrasi ion H+ dalam air meningkat. Basa adalah zat yang dapat melepaskan ion OH- dalam air  sehingga konsentrasi ion OH- dalam air meningkat.
 





Contoh senyawa yang tergolong Asam Basa menurut teori Arrhenius adalah sebagai berikut:
a.       Asam : HCl, HNO3, dan H2SO4. Senyawa ini jika dilarutkan dalam air akan terurai membentuk ion H+ dan ion negatif sisa asam.
b.      Basa : NaOH, KOH, Ca(OH)2, dan  Al(OH)3. Senyawa ini jika dilarutkan dalam air akan membentuk ion OH- dan ion positif sisa basa.

Teori Arrhenius mempunyai beberapa kekurangan, yaitu:
Hanya dapat diaplikasikan dalam reaksi yang terjadi dalam air
Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa, yang mengandung Hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air untuk membentuk larutan asam, sedangkan yang lain seperti CH4 tidak. 
Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki OH-, seperti Na2CO3 memiliki karakteristik seperti basa.




2)      Teori Asam Basa Bronsted Lowry
Menurut Bronsted Lowry, dalam reaksi yang melibatkan transferproton, asam adalah spesi yang bertindak sebagai donor proton, sedangkan basa adalah spesi yang  bertindak sebagai akseptor proton.
      Akibat keterbatasan teori Arrhenius, pada tahun 1923, Johanes Bronsted dan Thomas Lowry mengemukakan teori asam basa berdasarkan transfer proton (ion H+).


Menurut Bronsted Lowry, reaksi asam basa yang melibatkan transfer proton membentuk keadaan kesetimbangan.
NH3(aq) + H2O(l)  NH4+(aq) + OH-(aq)                 
Spesi NH3 dan NH4+ seperti ini dinamakan pasangan konjugat asam basa. Pasangan konjugat asam basa terdiri atas dua spesi yang terlibat dalam reaksi asam basa, satu asam dan satu basa yang dibedakan oleh penerimaan dan pelepasan proton. Asam pada pasangan itu dinamakan asam konjugat dari basa dan, sedangkan basa adalah basa konjugat dari asam. Jadi, NH4+ adalah asam konjugat dari NH3 dan NH3 adalah basa konjugat dari NH4+.
Menurut Bronsted Lowry, kekuatan asam basa konjugat adalah kebalikannya. Jika suatu senyawa merupakan asam kuat, basa konjugatnya adalah basa lemah.

3)       Asam Basa Lewis
Beberapa reaksi tertentu mempunyai sifat reaksi asam basa tetapi tidak cocok dengan teori asam basa Bronsted Lowry maupun Arrhenius.Menurut Lewis, konsep asam dan basa secara umum mencakup reaksi oksida asam dan oksida basa, termasuk reaksi transfer proton.
Menurut Lewis, asam adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor pasangan elektron bebas dari spesi lain membentuk ikatan kovalen koordinasi. Basa adalah spesi yang bertindak sebagai donor pasangan elektron bebas kepada spesi lain membentuk kovalen koordinat.
 




Contoh reaksi menurut teori asam basa Lewis
Na2+O2-(s) + SO3(g) 2Na++ SO42-(s)
NH3(g) + BF3(g) H3N-BF3(s)
Dalam reaksi tersebut, BF3 bertindak sebagai akseptor pasangan elektron bebas (asam) dan NH3 sebagai donor pasangan elektron bebas (basa).
Keunggulan asam basa Lewis :
Dapat menjelaskan sifat asam basa dalam pelarut lain maupun tidak mempunyai pelarut
Dapat menjelaskan sifat asam basa molekul atau ion yang mempunyai pasangan elektron bebas yang dapat menerima pasangan elektron bebas. Contohnya pada pembentukan senyawa komplek.
Dapat menerangkan sifat basa dari zat-zat organik seperti DNA dan RNA yang mengandung atom   nitrogen yang memiliki pasangan atom bebas.

Asam Basa

1.        Asam
Istilah asam  ( Acid) berasal dari bahasa latin Acetum yang berarti cuka. Asam diberikan kepada zat yang rasanya asam.Pembawa sifat asam adalah ion H+ (ion Hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom yang bermuatan listrik. Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti logam, marmer, dan keramik. Reaksi antara asam dengan logam bersifat korosif. Contohnya logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) Klorida (FeCl2). Berikut contoh beberapa larutan asam:
 Berdasarkan asalnya, asam digolongkan menjadi dua yaitu asam organik dan asam anorganik. Asam organik umumnya bersifat lemah, korosif, dan banyak terdapat di alam. Asam anorganik umumnya bersifat asam kuat dan korosif.
Rumus Asam
Nama Asam
Reaksi ionisasinya
HCl
Asam Klorida
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
HBr
Asam Bromida
HBr(aq) H+(aq)+Br-(aq)
H2S
Asam Sulfida
H2S(aq) 2H+(aq) + S2-(aq)
HNO3
Asam Nitrat
HNO3(aq) H+(aq) + NO3-(aq)
H2SO4
Asam Sulfat
H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq)







Sifat-sifat asam
o  Mempunyai rasa asam dan bersifat korosif
o   Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi berwarna merah
o  Menghantarkan arus listrik
o  Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen
o  Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air
o  Memiliki kurang dari 7 (pH < 7)
Berdasarkan ion H+ yang dilepaskan, asam dikelompokkan menjadi:
asam monoprotik, yaitu asam yang melepaskan satu ion H+ dalam pelarut air, misalnya:
HNO3(aq) H+(aq) + NO3-(aq)
asam diprotik, yaitu asam yang melepaskan dua ion H+ dalam pelarut air, misalnya:
H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq)
asam tripotik yaitu asam yang melepaskan tiga ion H+ dalam pelarut air, misalnya:
H3PO4(aq) 3H+(aq) + PO43-(aq)
Berdasarkan rumus kimianya asam dibedakan menjadi :
asam nonoksi, yaitu asam yang tidak mengandung oksigen, misalnya HCN (asam sianida).
asam oksi, yaitu asam yang mengandung oksigen, misalnya H2CO3 (asam karbonat).
asam organik, yaitu asam yang umumnya terdapat pada senyawa organik, misalnya C6H5COOH ( asam benzoat).


2.        Basa
Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa diberikan kepada zat yang rasanya pahit. Basa jika terkena kulit akan terasa licin (kaustik).
Berdasarkan ion OH- yang dilepaskan pada reaksi  ionisasi, basa terdiri atas:
Basa monohidroksi, yaitu basa yang melepaskan satu ion OH-, misalnya LiOH ( litium Hidroksida).
Basa polihidroksi, yaitu basa yang melepaskan lebih dari satu ion OH-, misalnya Zn(OH)2 dengan nama kimia seng (II) hidroksida.
Contoh beberapa larutan basa:
Rumus Basa
Nama Basa
Reaksi Ionisasinya
NaOH
Natrium Hidroksida
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
KOH
Kalium Hidroksida
KOH(aq) K+(aq) + OH-(aq)
Ca(OH)2
Kalsium Hidroksida
Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
Ba(OH)2
Barium Hidroksida
Ba(OH)2(aq) Ba2+(aq) + 2OH-(aq)
NH3
Amonia
NH3(aq) NH4+(aq) + OH-(aq)





Sifat-sifat basa
o   Mempunyai rasa pahit dan terasa licin pada kulit
o   Mengubah kertas lakmus merah menjadi berwarna biru
o   Bersifat elektrolit
o   Menghasilkan ion oH- jika dilarutkan dalam air
o   Menetralkan sifat asam
o   Memiliki pH lebih dari 7 (pH > 7)

3.        Netral
Air murni tidak dapat menghantarkan listrik karena air tidak terurai menjadi ion-ionnya (senyawa kovalen). Sesungguhnya air dapat terionisasi, tetapi konsentrasinya sangat kecil, yaitu sekitar 1  10-7 M. Berdasarkan penyelidikan, ionisasi air bersifat endoterm dan berkesetimbangan.
H2O(l)  H+(aq) + OH-(aq)
Tetapan kesetimbangan ionisasi air dapat di tulis sebagai berikut:
Kc =
Karena air adalah zat murni, konsentrasi air tidak berubah dan dapat dipersatukan dengan tetapan kesetimbangan sehingga persamaan tetapannya menjadi:
Kw =
Tatapan kesetimbangan ini disebut dengan tetapan ionisasi air, dilambangkan dengan Kw.
Jika dalam larutan terdapat konsentrasi molar ion H+ sama dengan konsentrasi molar ion OH- yakni [H+]=[OH-], larutan tersebut dinyatakan bersifat netral (serupa dengan air murni). Biasanya larutan yang bersifat netral ini adalah garam hasil reaksi asam kuat dengan basa kuat. Contoh garam bersifat netral yaitu NaCl, KNO3, dan MgSO4.


4.        Derajat Kekuatan Asam Basa
Larutan ada yang bersifat elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Sama halnya dengan zat-zat yang bersifat asam atau basa memiliki derajat keasaman yang berbeda-beda. Derajat kekuatan asam atau basa dari suatu larutan dapat dihitung dari nilai pH atau pOH.
pH dapat didefinisikan sebagai negatif logaritma konsentrasi molar ion H+ dan pOH dapat didefinisikan sebagai negatif logaritma konsentrasi molar ion OH-.
Suatu larutan digolongkan asam kuat jika memiliki daya hantar listrik kuat (larutan elektrolit kuat) dan nilai pH rendah (konsentrasi ion H+ tinggi). Sebaliknya jika daya hantar listrik lemah dan nilai pH sedang (sekitar 3-6), larutan tersebut tergoolong asam lemah.
Larutan
Lakmus Merah
Lakmus Biru
Asam
Merah
Merah
Basa
Biru
Biru
Netral
Merah
Biru
Suatu larutan digolongkan basa kuat jika memiliki daya hantar listrik kuat dan pH sangat tinggi. Jika daya hantar listrik lemah dan pH sedang (sekitar 8-11), larutan tersebut tergolong basa lemah.
Derajat keasaman suatu zat (PH) ditunjukkan dengan skala 1-14.
·         Larutan dengan PH < 7 bersifat asam.
·         Larutan dengan PH = 7 bersifat netral.
·         Larutan dengan PH > 7 bersifat basa.

5.        Indikator Asam Basa
Apakah indikator asam basa itu? Indikator asam basa adalah petunjuk tentang perubahan pH dari suatu larutan asam atau basa. Indikator bekerja berdasarkan perubahan warna indikator pada rentang pH tertentu.Indikator asam basa digunakan untuk mengetahui apakah zat tersebut mengandung asam atau basa tanpa harus mencicipi zat itu terlebih dahulu.
Indikator asam basa dikelompokkan menjadi dua yaitu indikator buatan dan indikator alami.
1)       Indikator Buatan
a.       Kertas Lakmus
Apa itu lakmus? Lakmus berasal dari kata litmus yaitu sejenis tanaman yang dapat berubah warna jika ada asam atau basa. Kertas lakmus ada dua jenis yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Namun, kekurangan dari kertas lakmus adalah tidak dapat menunjukkan nilai PH suatu larutan.
b.      Indikator Universal
Indikator universal yaitu indikator yang terdiri dari berbagai macam indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1 – 14. Indikator universal ada yang berupa larutan dan ada yang berupa kertas.
  Beberapa contoh indikator universal dalam bentuk larutan:
Nama
Trayek PH
Warna
Asam
Basa
Metil Merah
4,4 – 6,2
Merah
Kuning
Metil Jingga
3,1 – 4,4
Jingga
Kuning
Fenolflatein
8,0 – 9,8
Bening
Pink
Alizarin Kuning
10,1 – 12,0
Kuning
Merah
Brom Timol Biru
6,0 – 7,6
Kuning
Biru

Penggunaan beberapa buah indikator untuk mengetahui nilai PH satu jenis larutan dinilai kurang efektif, karena banyaknya zat, memerlukan biaya cukup mahal untuk diidentifikasi keasamannya. Untuk itu dibuatlah indikator universal, yang secara praktis menunjukkan warna tertentu untuk nilai PH tertentu. Indikator ini pun dapat dibuat dalam bentuk lembaran kertas yang efisien.

c.       PH Meter
Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan PH meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan di uji. Setelah itu, pada PH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan PH larutan.
d.      Indikator Alami

 
Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam suatu sifat asam dan basa adalah dengan menggunakan indikator alami. Adapun contoh indikator tersebut adalah kunyit, kembang sepatu, pacar air, bunga nusa indah dan lain sebagainya. Ekstrak atau sari dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.


Tujuan:

Menentukan suatu larutan termasuk asam, basa atau netral menggunakan indikator universal dan indikator alami

Alat dan Bahan:

1.       Pelat tetes                                                                    14. Larutan asam (HCl)
2.       Pipet tetes                                                                    15. Larutan basa (NaOH)
3.       Alu                                                                              16. Sampo                               
4.       Lumpang                                                                     17. Pepsodent
5.       Tabung reaksi                                                              18. Deterjen                
6.       Indikator Universal                                                      19. Sabun cair
7.       Kembang Sepatu                                                         20. Kapur
8.       Kulit Manggis                                                              21. Air Suling  
9.       Garam                                                                         22. Air Hujan
10.   Teh                                                                             23. Air Abu
11.   Obat mag                                                                    24. Air Sumur
12.   Sari tomat                                                                   
13.   Softdrink

Cara Kerja:

A.       Percobaan I
1.       Dengan menggunakan pipet tetes, ambil setiap larutan dan teteskan ke dalam pelat tetes.
2.       Celupkan kertas indikator universal ke dalam setiap larutan dan amati perubahan warnanya.
3.       Bandingkan warna kertas indikator universal setelah dicelupkan ke dalam setiap larutan dengan warna pada kemasannya yang menunjukkan nilai pH.
4.       Catat hasil pengamatan anda ke dalam tabel hasil pengamatan.
B.       Percobaan II
1.    Tumbuk bahan-bahan dan buatlah larutan.
2.    Masukkan larutan kulit manggis, dan larutan kembang sepatu masing-masing ke dalam 2 tabung reaksi.
3.    Masukkan kurang lebih 2 tetes larutan HCl dan NaOH ke dalam masing-masing 2 tabung reaksi yang telah terisi oleh larutan indikator alami.
4.    Masukkan masing-masing larutan bahan-bahan yang akan di uji ke dalam tabung reaksi satu persatu.
5.    Masukkan 2 tetes larutan indikator alami ke dalam larutan yang akan di uji.
6.    Kocok tabung reksi tersebut dan amati perubahan warnanya. Jika warnanya seperti warna indikator alami yang ditetesi larutan HCl, maka larutan tersebut bersifat asam. Sedangkan jika warnanya seperti indikator yang ditetesi larutan NaOH, maka larutan bersifat basa.
7.    Catat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan. 

Hasil Percobaan:  

Hasil Pengamatan Percobaan I:
No
Larutan yang di uji
Warna Kertas Lakmus
pH
Sifat Larutan
Merah
Biru
1
Air suling
Merah
Biru
7
Netral
2
Tomat
Merah
Merah
4,0 – 4,4
Asam
3
Sabun colek
Biru
Biru
8
Basa
4
Obat mag
Biru
Biru
8
Basa
5
Softdrink
Merah
Merah
4
Asam
6
Air sumur
Merah
Biru
7
Netral
7
Kapur tulis
Biru
Biru
11,0 – 12,6
Basa
8
Teh
Merah
Merah
6
Asam
9
Garam
Merah
Biru
7
Netral
10
Air abu
Biru
Biru
8
Basa
11
Sampo
Biru
Biru
8
Basa
12
Pepsodent
Biru
Biru
8
Basa
13
Deterjen
Biru
Biru
8
Basa
14
Air hujan
Merah
Biru
7
Netral

Hasil Pengamatan Percobaan II:
No
Indikator Alami
Bahan
Warna
Asam
Basa
Netral
1
Kembang sepatu
Obat mag
Hijau


2
Kembang sepatu
Softdrink
Pink


3
Kembang sepatu
Pepsodent
Putih


4
Kembang sepatu
Tomat
Merah


5
Kembang sepatu
Kapur tulis
Ungu


6
Bunga nusa indah
Sabun colek
Coklat tua


7
Bunga nusa indah
Air sumur
Kuning


8
Bunga nusa indah
Air abu
Coklat tua


9
Bunga nusa indah
Deterjen
Coklat tua


10
Daun pacar air
Sampo
Hijau


11
Daun pacar air
Garam
Kuning


12
Daun pacar air
Teh
Kuning


13
Daun pacar air
Air  hujan
Kuning


14
Daun pacar air
Air suling
Kuning








Kesimpulan:

Dari hasil percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan-bahan tersebut bersifat:
·         Asam, yaitu softdrink, tomat, dan teh.
·         Basa , yaitu obat mag, pepsodent, kapur tulis, sabun colek, air abu, deterjen, dan sampo.
·         Netral, yaitu air sumur, garam, air hujan, dan air suling.
Dalam membedakan sifat larutan (asam, basa, dan netral) tersebut, lebih mudah dan praktis menggunakan indikator buatan (kertas lakmus) daripada indikator alami. Sebab, perubahan warna lebih mudah di amati, kertas lakmus hanya mengalami perubahan warna dari lakmus merah menjadi warna biru yang berarti bersifat basa, lakmus biru yang berubah menjadi warna merah yang berarti bersifat asam, dan tidak berubah warna yaitu tetap berwarna biru dan merah yang berarti bersifat netral. Sedangkan jika menggunakan indikator alami harus mebandingkan larutan yang di uji dengan indikator alami dan terkadang data juga kurang akurat karena indikator mudah terkontaminasi.

Saran:

Setelah melakukan percobaan dan sebagai bahan evaluasi, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan jika melakukan percobaan ini lagi, yaitu:
·         Persiapan, (dilihat dari ketersediaan alat dan bahan) agar lebih akurat hasil percobaan maka dibutuhkan alat yang memadai dan berkualitas. Juga, bahan yang di uji lebih banyak sehingga mengetahui lebih banyak bahan-bahan yang bersifat asam, basa, atau netral.
·         Lebih berhati-hati, agar bahan tidak terkontaminasi dan hasil lebih akibat tabung reaksi atau tangan yang kotor sebaiknya tabung reaksi atau tangan dipastikan bersih dan kering.
·         Cepat bekerja, agar bahan yang di uji tidak terkontaminasi dengan udara, usahakan bekerja dengan cepat.










Daftar Pustaka


Depdiknas. 2009. Kimia 2 Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Depdiknas. 2009. Kimia 2 SMA dan MA Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Depdiknas. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2 untuk Kelas XI Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Waldjinah, Anis Dyah Rufaida, Erna Tri Wulandari. 2012. PR Kimia Kelas XI Semester 2 untuk SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara.

       














 

 

 

 


Hasil Percobaan: 

Hasil Pengamatan Percobaan I:
No
Larutan yang di uji
Warna
Kertas
pH
Sifat Larutan







































































Hasil Pengamatan Percobaan II:
No
Indikator Alami
Bahan
Warna
Asam
Basa
Netral


































































































No
Indikator Alami
Bahan
Warna
Asam
Basa
Netral






































































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar